PENGEMBANAN KONSEP
Beberapa langkah yang diperlukan untuk mengembangkan
konsep antara lain:
- Mengobservasi kenyataan yang berhubungan dengan bidang yang dikerjakan.
- Memformulasikan suatu generalisasi berdasarkan fakta-fakta observasi tersebut.
- Mengidentifikasi interrelasi dari kesimpulan-kesimpulan yang dibuat untuk mengeliminasi penduplikasian, inkonsistensi, dan penghilangan
- Melakukan pengujian ulang dan penelitian dengan cermat terhadap kesimpulan yang ada dalam rangka melihat manfaatnya secara terus menerus.
Dalam upaya pengembangan konsep ini perlu kiranya
dipahami pengertian persepsi dan konsepsi. Persepsi merupakan proses mental
yang substansinya sangat bermanfaat untuk menginterpretasikan dan menggambarkan
suatu kesimpulan. Sementara konsepsi lebih ditekankan pada proses
intelektual yang diperlukan untuk menggeneralisasi dan memformulasikan suatu
konsep.
TIPE DARI SUATU KONSEP
Konsep dapat diklasifikasikan sebagai: 1)philosophical
dan native, 2)ideal dan real. Konsep philosophical (non
specific) adalah konsep yang tidak bersifat eksklusif untuk berbagai ilmu
pengetahuan khusus atau seni, misalnya truth, probabilitas, cause,
proof, obyek fisik, pemahaman, dan necessity. Konsep native
(specific) merupakan konsep yang lahir dari beberapa cabang khusus dari
suatu pengetahuan, misalnya konsep akselerasi dalam mekanik, netralisasi kimia
dalam ilmu kimia, conditioned reflex dalam psikologi, fertilisasi silang
dalam ilmu botani, biaya marjinal dalam ilmu ekonomi, dan bukti dalam bidang
auditing. Konsep ideal dan real berhubungan dengan sifat dari
konsep itu sendiri apakah nyata atau fiktif. Konsep ideal ini bukan
berarti ideal dalam arti mendekati kesempurnaan tetapi ideal yang
dimaksud adalah tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya misalnya the
economic man, the represetative firm, prudent behavior, dan perfect
competition. Konsep real berarti tidak fiktif tetapi suatu
kejadian-kejadian nyata yang bersifat umum, misalnya dalam bidang auditing kita
mempunyai konsep independensi untuk mendeskripsikan salah satu persyaratan
praktek pengauditan.
PENDEKATAN KONSEPSUAL
Pendekatan konsepsual ini banyak diyakini lebih layak
digunakan untuk dalam rangka membangun teori auditing. Hal ini sesuai dengan
karakteristik dari auditing sendiri yang secara substantial mengandung
tahap-tahap yang mana pengujian terhadap konsep-konsep sangat diperlukan. Dalam
hal ini pengembangan dan pemanipulasian model matematika tertentu akan sangat
membantu. Pada umumnya terdapat miskonsepsi dalam pendekatan konseptual ini
yang mengasumsikan bahwa konsep-konsep itu sebenarnya tidak dapat diuji dengan
pengumpulan bukti empiris yang mana hal ini sama sekali tidak bermanfaat untuk
mengembangkan suatu teori. Pandangan seperti ini kurang sesuai terutama dalam
kaitannya dengan konsep auditing. Dalam konsep auditing ini memang menemui
kesulitan untuk mengumpulkan bukti-bukti empiris dalam menguji suatu konsep,
namun sebetulnya yang lebih penting di sini bukan bagaimana kita menemukan
buktinya tetapi bagaimana sebaiknya atau hal yang semestinya. Menurut Bridgman
ada beberapa persyaratan yang dibutuhkan oleh suatu konsep. Pertama konsep
harus berisi atau memasukkan sekumpulan dari operasi. Kedua konsep tersebut
merupakan operasi-operasi yang bersifat unik. Adanya perbedaan dalam suatu
operasi menunjukkan adanya perbedaan dalam konsep.
KONSEP-KONSEP UTAMA DALAM AUDITING
Beberapa konsep utama dalam auditing antara lain
evidence, due audit care, fair presentation, independence, dan ethical conduct.
Masing-masing konsep ini menempati posisi yang cukup penting dalam struktur
dari teori auditin.
sumber
:http://jsa-akuntan.com/content/view/47/1/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar