Senin, 10 Desember 2012

teknologi informasi auditiy

PENGEMBANAN KONSEP
Beberapa langkah yang diperlukan untuk mengembangkan konsep antara lain:
  • Mengobservasi kenyataan yang berhubungan dengan bidang yang dikerjakan.
  •  Memformulasikan suatu generalisasi berdasarkan fakta-fakta observasi tersebut.
  • Mengidentifikasi interrelasi dari kesimpulan-kesimpulan yang dibuat untuk mengeliminasi penduplikasian, inkonsistensi, dan penghilangan
  •  Melakukan pengujian ulang dan penelitian dengan cermat terhadap kesimpulan yang ada dalam rangka melihat manfaatnya secara terus menerus.
Dalam upaya pengembangan konsep ini perlu kiranya dipahami pengertian persepsi dan konsepsi. Persepsi merupakan proses mental yang substansinya sangat bermanfaat untuk menginterpretasikan dan menggambarkan suatu kesimpulan.  Sementara konsepsi lebih ditekankan pada proses intelektual yang diperlukan untuk menggeneralisasi dan memformulasikan suatu konsep.

TIPE DARI SUATU KONSEP
Konsep dapat diklasifikasikan sebagai: 1)philosophical dan native, 2)ideal dan real. Konsep philosophical (non specific) adalah konsep yang tidak bersifat eksklusif untuk berbagai ilmu pengetahuan khusus atau seni, misalnya truth, probabilitas, cause, proof, obyek fisik, pemahaman, dan necessity. Konsep native (specific) merupakan konsep yang lahir dari beberapa cabang khusus dari suatu pengetahuan, misalnya konsep akselerasi dalam mekanik, netralisasi kimia dalam ilmu kimia, conditioned reflex dalam psikologi, fertilisasi silang dalam ilmu botani, biaya marjinal dalam ilmu ekonomi, dan bukti dalam bidang auditing. Konsep ideal dan real berhubungan dengan sifat dari konsep itu sendiri apakah nyata atau fiktif. Konsep ideal ini bukan berarti ideal dalam arti mendekati kesempurnaan tetapi ideal yang dimaksud adalah tidak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya misalnya the economic man, the represetative firm, prudent behavior, dan perfect competition. Konsep real berarti tidak fiktif tetapi suatu kejadian-kejadian nyata yang bersifat umum, misalnya dalam bidang auditing kita mempunyai konsep independensi untuk mendeskripsikan salah satu persyaratan praktek pengauditan.

PENDEKATAN KONSEPSUAL
Pendekatan konsepsual ini banyak diyakini lebih layak digunakan untuk dalam rangka membangun teori auditing. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari auditing sendiri yang secara substantial mengandung tahap-tahap yang mana pengujian terhadap konsep-konsep sangat diperlukan. Dalam hal ini pengembangan dan pemanipulasian model matematika tertentu akan sangat membantu. Pada umumnya terdapat miskonsepsi dalam pendekatan konseptual ini yang mengasumsikan bahwa konsep-konsep itu sebenarnya tidak dapat diuji dengan pengumpulan bukti empiris yang mana hal ini sama sekali tidak bermanfaat untuk mengembangkan suatu teori. Pandangan seperti ini kurang sesuai terutama dalam kaitannya dengan konsep auditing. Dalam konsep auditing ini memang menemui kesulitan untuk mengumpulkan bukti-bukti empiris dalam menguji suatu konsep, namun sebetulnya yang lebih penting di sini bukan bagaimana kita menemukan buktinya tetapi bagaimana sebaiknya atau hal yang semestinya. Menurut Bridgman ada beberapa persyaratan yang dibutuhkan oleh suatu konsep. Pertama konsep harus berisi atau memasukkan sekumpulan dari operasi. Kedua konsep tersebut merupakan operasi-operasi yang bersifat unik. Adanya perbedaan dalam suatu operasi menunjukkan adanya perbedaan dalam konsep.

KONSEP-KONSEP UTAMA DALAM AUDITING
Beberapa konsep utama dalam auditing antara lain evidence, due audit care, fair presentation, independence, dan ethical conduct. Masing-masing konsep ini menempati posisi yang cukup penting dalam struktur dari teori auditin.
sumber :http://jsa-akuntan.com/content/view/47/1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar