Manajer dan pengambilan keputusan
manajer
adalah orang yang bertanggungjawab atas hasil kerja satu orang atau lebih dalam
suatu organisasi.
-Tugas-tugas
manajer
1.
Managerial cyle atau siklus pengambilan keputusan, membuat rencana, menyusun
organisasi, pengarahan organisasi, pengendalian, penilaian dan pelaporan
2.
Memotivasi, seorang mnajer harus dapat mendorong bawahanya untuk untuk bekerja
giat
3. Manajer
harus dapat memenuhi semua kebutuhan para bawahanya
4. Manajer
harus daapat menciptakan kondisi yg membantu bawahanya menda[patkan kepuasaanya
dalam pekerjanya
5. Manajer
harus berusaha agar para bawahan bersedia memikul tanggung jawab
6. Manajer
harus membina bawahanya agar dapat bekerja secara efektif dan efidien
7. Manajer
haruds membenahi fungsi2 fundamental
8. Manajer
harus mewaakili dan membina hubungan yg harmonis dg pihak luar
- Tingkatan
manajemen
1. Top
manaagemet: semua anggota board of director
2. Middle
management, kepala bagian, kepala seksi, kepala divisi
3. Lower management,
suverpisory, para kepala atau mandor
-Pemimpin
Menurut G.R Terry
G. R. Terry
yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan
menjadi 6, yaitu :
1. Tipe
kepemimpinan pribadi (personal leadership). Dalam system kepemimpinan ini,
segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi.
Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh
pemimpin yang bersangkutan.
2. Tipe
kepemimpinan non pribadi (non personal leadership). Segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi
baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. TIpe
kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership). Pemimpin otoriter biasanya
bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut
peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus
ditaati.
4. Tipe
kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang demokratis
menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan
kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama.
Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta
dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian.
Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian
tujuan.
5. Tipe
kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin
dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah
seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
6. Tipe
kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership). Biasanya timbul dari
kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan
adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang
bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di
antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia
ikur berkecimpung.[3]
Selanjutnya
menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas mengemukakan tipe-tipe
kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.
Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan
tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan
instruksi-instruksinya harus ditaati.
2.
Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari
kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab
tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap
kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian.
Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian
tujuan yang diinginkan.
3.
Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan
pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan
menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan
atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada
inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap
cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa
kekangan.[4]
Berdasarkan
dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang
otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para
pemimpinnya di dalam berbagai macama organisasi, yang salah satunya adalah
dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang
pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan
atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi,
posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh
para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan
sebagai seorang pemimpinan yang profesional.
Pengambilan
keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang
pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh
pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi
Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :
G. R. Terry
Pengambilan
keputusan dapat didefenisikan sebagai pemilihan alternatif kelakuan tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Harold
Koontz dan Cyril ODonnel
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara
bertindakadalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada,
jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.
Theo Haiman
Inti dari
semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak.
Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang
dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan
untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
Drs. H.
Malayu S.P Hasibuan
Pengambilan
keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah
alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.
Chester I.
Barnard
Keputusan
adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran
proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian
tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
Dasar
Pengambilan Keputusan
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan
yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif
dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1.
Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan
intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya
diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan
yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah masalah yang
dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang
dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam
masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal
masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui
saat itu.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang
berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta
yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan
informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan
data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan,
data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
Keputusan
yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu sangat sulit.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali
terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal
tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang
menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat
membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak
sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap
orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan
organisasi yang efektif dan efisien
pelaporan
kepada manajemen
Sistem
Pelaporan Manajemen ( Management Reporting System)
sitem
pelaporan manajemen bertujuan untuk mengumpulkan data yang kemudian diproses
untuk menghasilkan informasi atau laporan yang diperlukan oleh manajer dalam
menentukan perencanaan dan mengambil keputusan. Beberapa jenis pelaporan
manajemen yang sudah dikenal dan dinyatakan, sebagai berikut :
1.Laporan
Detail (Detail Report). Laporan yang memuat informasi detail dari setiap
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan berdasarkan waktunya serta informasi
detail lainnya.
2.Laporan
Ringkas(Summary Report). Laporan ini memuat beberapa informasi penting yang
diperlukan, yaitu pada manajemen pada level yang lebih tinggi.
3.Laporan
Pengecualian(Exception Report). Merupakan laporan yang menyampaikan beberapa
penyimpangan atas strandar tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
4.Laporan
Atas Permintaan(On Demand Report). Laporan ini dilaporkan atas dasar permintaan
saja.
Sistem
Pendukung Dalam Pengambilan Keputusan(Decision Support System)
System ini
secara terprogram mampu menjawab beberapa kasus dalam perusahaan yang
menyangkut jawaban atas pertanyaan “bagamana apabila”. Decision Support
Systemdapat dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi
informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang
spesifik.
sumber
: http://zzzfadhlan.wordpress.com/2011/11/27/pengenalan-sistem-informasi-manajemen//
Tidak ada komentar:
Posting Komentar